Senin, 15 November 2010

Tips Windows Untuk Si Pemberani

windows1
Hanya yang berani berisiko bisa menggali semua kemampuan PC-nya. Untuk itu, CHIP pilihkan tuning sistem terbaik untuk Anda. Siap menerima tantangan?
windows2
No pain, no gain! Demikian moto yang acap kali kita dengar untuk memotivasi seseorang dalam mencapai suatu tujuan. Pengguna yang ingin PC-nya selalu memiliki performa maksimal juga bisa mengadaptasi moto tersebut dengan mencoba semua tuning yang CHIP sediakan. Risiko dan efektivitas setiap tuning bisa An­da lihat pada grafik di halaman awal.
 
Catatan: Buat sebelumnya sebuah image sistem sebelum memulai tuning.

Membersihkan context menu
Sebelum mencoba tweak Windows yang paling berisiko, tweak berikut ini bisa Anda gunakan sebagai “pemanasan”. Banyak software tanpa sepengetahuan Anda membuat entri dalam context menu. De­ngan software ShellExView (CHIP-DVD), singkirkan dari context menu.
CARA: Urutkan berdasarkan kolom “Type” dan temukan program dengan Type “Context menu” untuk disingkirkan. Pilih “Di­sable Selected Items” dalam context menu yang tampil untuk menonaktifkannya.
RISIKO: Apabila menyingkirkan entri yang salah, Anda akan kehilangan option-option sistem yang penting.

Menyingkirkan beban DOS
Kebanyakan software sistem tidak mengganggu sistem operasi. Lain halnya de­ngan software hard disk warisan DOS untuk memeriksa nama file yang justru menghambat akses hard disk. Singkirkan saja dengan langkah berikut ini.
CARA: Dalam registry editor, pindah ke “HKEY_LOCAL_MACHINE\SYSTEM\Cur­rentControlSet\Control\FileSystem”. Cantumkan “1″ pada entri “NtfsDisable8dot3NameCreation”. Kecepatan hard disk masih bisa ditingkatkan dengan menonaktifkan time stamp yang dibuat Windows saat  pengguna membuka sebuah folder. Untuk itu, berikan juga nilai “1″ untuk entri “NtfsDisableLastAccess Update”
Risiko: Apabila Anda mengedit entri yang salah, sistem NTFS bisa rusak dan Windows pun tidak lagi bisa dijalankan.

Mempercepat start
Untuk mempercepat proses start dan kerja program, Anda kerap disarankan meng­ubah prioritas via Task Manager yang relatif rumit dan kurang fleksibel. Alternatifnya, buat file batch pada desktop yang bisa langsung dijalankan. Dengan cara ini, software yang membebani prosesor, seperti games, bisa mendapatkan peningkatan kecepatan yang signifikan.
CARA: Gunakan teks editor Notepad++ dan buat perintah berikut ini.
cd?·?”<path>”
start?·?/<Prioritas>?·?<namafile>

RivaTuner Software ini bisa mengen­dalikan kecepatan ki­pas graphics card agar tidak berisik. Syaratanya, pantau dengan cermat agar suhunya tidak melebihi batas toleransi (Tips 8).
RivaTuner Software ini bisa mengen­dalikan kecepatan ki­pas graphics card agar tidak berisik. Syaratanya, pantau dengan cermat agar suhunya tidak melebihi batas toleransi (Tips 8).
CPU-Z Freeware ini dapat menampilkan semua informasi  penting mengenai motherboard (Tips 10).
CPU-Z Freeware ini dapat menampilkan semua informasi penting mengenai motherboard (Tips 10).
Keterangan path di sini bersifat optional, biasanya cukup gunakan entri “start/ <prioritas> <nama file>”. Kaitkan beberapa program satu sama lain dengan cara ini agar aplikasi yang Anda gunakan mendapat prioritas tinggi dan tool-tool latar belakang diturunkan prioritasnya. Pada contoh ini, prioritas game “Far Cry” dinaikkan dan iTunes diturunkan:
cd?·?”C:\Program Files\Far?·?Cry\”
start?·?/high?·?FarCry.exe
cd?·?”C:\Program Files\iTunes\”
start?·?/low?·?iTunes.exe
Simpan file dengan akhiran “.bat”.
Risiko: Penentuan prioritas yang kurang tepat bisa menghambat PC Anda.
Menghentikan laporan error
Laporan kesalahan Windows karena program yang mendadak crash cukup mengganggu Anda. Atur agar laporan eror program tersebut tidak lagi tampil.
CARA: Di bawah XP, navigasi ke kunci “HKEY_USERS\.DEFAULT\Control Panel\Desktop” dan cantumkan nilai “1″ pada “AutoEndTasks”. Untuk Vista dan Windows 7, buat entri baru “AutoEndTasks”. di sana dengan mengklik kanan bagian kosong di sisi kanan editor dan pilih “New | String Value”.
Risiko: Penyebab eror program sukar ter­de­teksi jika laporan eror tidak aktif lagi.

Menutup program
Apakah shutdown Windows Anda terlalu lambat? Atasi saja dengan menurunkan waktu shutdown Windows.
CARA: Pada XP, beri nilai “3000″ pada entri “WaitToKillServiceTimeout” di “HKEY_LOCAL_MACHINE\SYS­TEM\Cur­rent­Con­trol­Set\Control” agar sis­tem selesai shutdown paling lambat 3 detik. Pada Vista dan Windows 7, entri ini terletak di “HKEY_LOCAL_MACHINE\SYSTEM\ControlSet001\Control”.
Risiko: Dengan percepatan ini, Windows “membunuh” program-program yang ma­sih aktif, sehingga data dan setting yang belum sempat disimpan bisa hilang.

Menghentikan cek hard disk
Setelah terjadi crash, Windows selalu memaksa Anda untuk mencek hard disk setiap kali boot jika ada driver yang “cacat”.
CARA: Buka registry editor, navigasi ke “HKEY_LOCAL_MACHINE\SYSTEM\CurrentControlSet\Control\Session Manager” dan edit nilai “BootExecute”. Biasanya di sini Anda temukan entri “autocheck autochk *”.  Ubah, misalnya menjadi “autocheck autochk /k:C*” untuk menonaktifkan proses cek drive C. Apabila entri “BootExecute” belum ada, buat melalui context menu “New | Multi-String Value”.
Risiko: Tanpa cek hard disk, Windows tidak bisa mendeteksi eror sistem file sehingga PC Anda berisiko kehilangan data.

Mengoptimalkan kipas CPU
Kipas yang selalu berdengung bisa menjadi polusi suara bagi telingan Anda. De­ngan setting yang tepat, Anda bisa me­ngurangi kebisingan sekaligus menjamin udara segar yang memadai (lihat grafik di halaman berikut).
CARA: Untuk mengatur kecepatan putar kipas CPU, gunakan SpeedFan (CHIP-DVD). Setelah dijalankan, klik “CPU Core” dalam tab “Temperature”, pada bagian bawah tam­pak dua bagian suhu, yaitu “Desired” dan “Warning”. Atur suhu minimal pada 15 derajat Celsius. Pada “Warning” cantumkan suhu maksimal, di mana kipas berputar dengan frekuensi penuh agar CPU tidak kepanasan. Nilai yang tepat tergantung CPU yang digunakan (suhu 40 derajat digunakan sebagai nilai acuan).
Lakukan konfigurasi yang sama pada  bagian “System”. Sebagai suhu maksimal bisa Anda cantumkan 50-55 derajat. Selanjutnya, atur  frekuensi putar kipas dalam tab “Speeds”. Cantumkan, misalnya nilai “0″ di bawah “Minimum value” dan nilai di antara 30 hingga 40 untuk “Maximum value”. Selain itu, berikan tanda juga pada opsi “Automatically variated”.
Konfirmasikan input Anda dengan “OK”. Dalam menu utama, tandai juga opsi “Automatic fan speed”. Periksa secara berkala naik-turunnya suhu dan bila perlu lakukan koreksi nilainya bila kurang tepat.
Risiko: Apabila terlalu panas, CPU otomatis shutdown. Komponen-komponen lainnya juga bisa rusak bila Anda salah me­ngatur kecepatan kipas, terutama bagian pengatur tegangan.

windows5

Mengontrol kecepatan kipas GPU
Kipas graphics card sering menjadi sum­ber kebisingan. Padahal, kecepatan maksimum kipas yang berisik tersebut hanya dibutuhkan saat beban penuh. Untuk itu, atur agar kecepatan kipas otomatis disesuaikan dengan beban GPU.
CARA: Gunakan freeware RivaTuner (www.guru3d.com/rivatuner/). Setelah meng-install dan menjalankannya, klik “Customize” pada bagian “Target adapter” yang ada pada tab “Main”. Pilih toolbar yang berlabel “Hardware Monitoring” untuk me­nam­pilkan suhu aktual graphics card. Yang penting Anda amati di sini adalah bagian “Core Temperature” yang secara terus menerus menampilkan suhu optimalisasi berikut.
Selanjutnya, kembalilah ke menu utama. Klik “Customize” pada “Driver Settings” dan pilih “System Settings”. Buat serangkaian profil dengan berbagai kecepatan kipas agar sesuai dengan panas yang dihasilkan.
CARA: Dalam tab “Fan” pilih “Direct Control” dalam menu drop-down tersebut. Selanjutnya, Anda harus mengatur kipas secara manual dengan slider. Pertama, turunkan lebih dari 50% dan simpan hasilnya dalam “Fan Profile Settings” dengan nama yang jelas seperti “Fan 40%”.
Setelah membuat 5 profil berbeda, tutup window dan klik “Launcher”, lalu pada tanda “+” berwarna hijau di sisi bawah window untuk mengaktifkan profil. Untuk itu dalam menu “Regular Menu Item Editor” masukkan sebuah nama, seperti “Lowest Speed” dan aktifkan “Associated Fan Profile”. Masukkan profil dengan kecepatan terendah, “Fan 40%”. Ulangi proses yang sama untuk setiap profil.
Selanjutnya, kaitkan profil dengan suhu graphics card. Dalam tab “Scheduler” klik tanda “+” dan berikan sebuah nama di bawah “Task”. Untuk setting kipas terendah misalnya ambil “Speed at 50-55 Degree”. Di bawah “Name” masukkan profil “Lowest Speed”. Pada “Schedule” pilih “On hardware monitoring threshold” dan di bawah “Threshold” masukkan suhu operasi yang rendah – tergantung graphics card sekitar 50 derajat Celsius.
Pada “Direction” pilih “Upward”. Ulangi proses dengan setiap profil dan setiap kali tingkatkan ambang batas sebesar 10 derajat hingga pada suhu 95 derajat kipas berputar dengan kecepatan penuh.
Dengan cara yang sama, Anda pun dapat menurunkan kecepatan kipas. Masukkan semua “Task” dalam “Scheduler” dalam urutan sebaliknya dan di bawah “Direction” pilih “Downward”.
RISIKO: Suhu yang terlalu panas dapat membuat graphics card menjadi rusak dan bisa merembet ke motherboard dan komponen lainnya.

Mempercepat USB Flash Drive
USB Flash Drive umumnya diformat de­ngan sistem file FAT agar kompatibel de­ngan dengan berbagai sistem. Namun, hal ini justru menjadi salah satu penghambat performa Windows. Abaikan saja aturan tersebut dan konfigurasikan agar USB Flash Drive Anda memilki kecepatan tulis yang maksimal. Untuk itu, ubah sistem file dan nonaktifkan sistem pengamanan Windows-nya.
CARA: Pertama, backup semua data dari USB Flash Drive pada hard disk. Pada XP buka “Computer Management” melalui “Control Panel | Manage” dan pilih “Disk Management”. Pada Vista dan Windows 7, konfigurasinya terdapat di “Control Panel | System and Security”.
Kini tampak semua partisi dan media data terpasang. Pilih USB Flash Drive Anda di bagian bawah window. Anda dapat menemukannya dengan merujuk pada kapasitas dan kategorinya (Removable). Buka context menu dan pilih “Format”. Pada bagian “File System” pilihlah “NTFS” dan konfirmasikan dengan “OK”. Setelah proses format selesai, Anda masih harus menyesuaikan Flash Drive tersebut melalui “Control Panel | Device Manager”. Pilih “Properties” pada context menu USB Flash Drive tersebut dalam bagian “Disk drives”. Pada tab “Policy”, aktifkan opsi “Better Performance”.
RISIKO: Apabila USB Flash Drive dicabut dari PC tanpa melalui prosedur yang benar, Anda berisiko kehilangan seluruh data di dalamnya. Oleh karena itu, sebelumnya klik icon pada taskbar (Safely Remove Hardware…). Namun, ini bukan proteksi 100%. Apabila Windows mendadak crash atau melakukan reset, seluruh isi USB Flash Drive berisiko rusak.

BIOS Backup Banyak motherboard baru memiliki dua chip BIOS yang terdiri dari BIOS asli dan BIOS backup untuk kondisi darurat.
BIOS Backup Banyak motherboard baru memiliki dua chip BIOS yang terdiri dari BIOS asli dan BIOS backup untuk kondisi darurat.

BIOS Tuning
Beberapa PC yang memiliki BIOS versi OEM yang telah dimodifikasi biasanya sukar dikonfigurasi oleh pengguna. Solusinya hanya menggunakan BIOS aslinya. Sukses tidaknya flash BIOS pun tidak diketahui pasti. Bila board dapat menerima BIOS baru, aktifkan fungsi-fungsi profesional, misalnya  fasilitas overclocking. Namun, bila flashing gagal, biasanya board tidak lagi bisa digunakan.
CARA: Ada beberapa cara untuk me­ngurangi risiko hilangnya data. Pertama, gunakan CPU-Z pada tab “Mainboard”, untuk mengetahui jenis motherboard dan versi BIOS PC. Cari update BIOS di website produsennya untuk mengetahui adanya fungsi-fungsi baru.
Download BIOS dan ekstrak pada sebuah USB Flash Drive atau bakar  pada media optik (CD atau DVD). Hanya de­ngan versi ini di kemudian hari Anda memiliki kesempatan me-restore BIOS yang rusak. Buka juga casing PC dan periksa, apakah chip BIOS terpasang pada motherboard secara permanen (disolder) atau tidak. Jika tidak, cabut dan gantinya bila rusak.
Beberapa motherboard dilengkapi de­ngan dua chip. Chip pertama adalah BIOS  itu sendiri dan yang kedua adalah versi backup. Apabila BIOS rusak, versi backup langsung mengambil alih. Beberapa tips lain untuk “menghidupkan” kembali BIOS yang rusak termuat di www.biosman.com/biosrecovery.html. Apabila semua persiapan telah di­lakukan, Anda bisa memulainya dengan prosedur berikut ini. Catat jenis motherboard board via CPU-Z dan cari BIOS-nya dengan bantuan search engine. Cara meng-copy BIOS bervariasi. Pada salah satu motherboard ASUS, metode berikut ini berhasil dengan baik. Download BIOS dari produsen dan ekstrak file ke sebuah USB Flash Drive berformat FAT. File tersebut memiliki akhiran .ROM. Selanjutnya, restart PC dan tekan [Alt]+[F2] untuk mengaktifkan software “EZ Flash 2″. Pada bagian “Path”, pilih USB Flash Drive berisi BIOS baru tersebut dan konfirmasikan dengan [Enter].

RISIKO: Risiko rusaknya motherboard sa­ngatlah tinggi dan usaha untuk memperbaikinya jarang ada yang berhasil!

Backup Sistem dengan Nero 10

Live CD Gunakan CD bootable Nero pada kondisi darurat untuk menyelamatkan sistem PC Anda.
Live CD Gunakan CD bootable Nero pada kondisi darurat untuk menyelamatkan sistem PC Anda.
Beberapa tuning dalam artikel ini berisiko pada sistem. Oleh karena itu, backup partisi sistem, misalnya dengan versi trial Nero Multimedia Suite 10 (CHIP-DVD). Nonaktifkan toolbar Nero setelah meng-install Nero dan restart PC. Pilih konfigurasi manual dan nonaktifkan semua modul yang tidak diperlukan. Untuk membuat image sistem, cukup pilih “Nero Burning ROM” dan “Nero BackItUp”.

Membuat dan memakai IMAGE
Buka Nero BackItUp dan pilih “Skip to setup Autobackup” untuk mengabaikan backup otomatis dari Nero. Klik “Tools | Create ImageTool Disc”, agar pada kondisi darurat Anda mempunyai sebuah CD bootable untuk me-restore sistem. Di bawah “Backup” buat sebuah “Drive Backup” dari partisi sistem dan sebuah “File Backup” terpisah. Gunakan sebuah hard disk eksternal untuk menyimpan backup. Untuk me-restore sistem, lakukan boot dari Live-CD, lalu pilih “Restore”. Selanjutnya, Anda hanya perlu menentukan folder tujuan.

Catatan: Versi demo Nero ini dapat di­install pada periode tertentu (akhir 2010) dan digunakan selama 30 hari. Setelah fase trial berlalu, Anda masih tetap dapat menggunakan fungsi backup dan Live-CD yang telah dibuat sebelumnya.